Tahun 2009 telah kita tutup dengan berbagai aktifitas kemeriahan masyarakat di berbagai daerah menyambut pergantian tahun, mulai dari acara syukuran di tempat-tempat ibadah sampai menggelar panggung hiburan dan pesta kembang api. Selama satu tahun tersebut, berbagai kejadian dan peristiwa banyak terjadi di negara Indonesia tercinta ini baik bencana alam di sejumlah daerah, kasus korupsi yang melibatkan beberapa unsur aparat penegak hukum, pencemaran nama baik dan lain sebagainya sampai pada berita terakhir tentang wafatnya mantan Presiden RI ke-4 Abdurachman Wahid (Gus Dur) karena sakit yang menjadikan negara ini kehilangan lagi satu orang tokoh nasional.
Proses kepemimpinan SBY untuk kedua kalinya sangat menentukan pula keberhasilan pemerintah pusat dalam mengelola sistem pemerintahan sampai ditingkat daerah dalam rangka mensukseskan laju pembangunan Indonesia lebih baik lagi termasuk evaluasi dan perbaikan hasil pembangunan di tahun-tahun sebelumnya.
Kinerja pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mengelola manajemen pembangunan tidak lepas dari peran serta seluruh komponen masyarakat yang mendukung dalam kapasitasnya sebagai salah satu penentu keberhasilan pemerintah menjalankan peraturan dan kebijakan yang sudah barang tentu khususnya di Republik Indonesia disesuaikan dengan penerapan UUD’45 dan pengamalan Pancasila sebagai dasar negara.
Tak terkecuali pada pembangunan sumber daya manusia generasi mudanya. Sebab inti dari berhasilnya suatu bangsa dalam membangun negara terletak dari peran serta kaum muda yang aktif, produktif serta kreatif.
Penerapan nilai-nilai akhlak, etika dan sikap kaum muda mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan pergaulannya sangat efektif dalam pelaksanaanya di kehidupan sehari-hari bila, didukung dengan peningkatan kesejahteraan sosial warga masyarakatnya secara berkeadilan. Diakui, banyak terjadinya tindak kriminalitas atas nama kaum muda saat ini dikarenakan sistem yang diterapkan tidak berjalan dengan baik walaupun tujuannya terarah dan terprogram.
Iklim globalisasi yang berkembang dewasa ini, di seluruh penjuru dunia. harus dapat dibaca secara positif sebagai penunjuk arah kemajuan pola pikir manusia Indonesia dalam mengembangkan daya kreativitasnya menuju tinggal landas pembangunan jangka panjang yang berkesinambungan.
Kebersamaan, persaudaraan dan semangat gotong-royong yang ditanamkan sejak ratusan tahun lalu oleh nenek moyang bangsa kita sangat ideal untuk terus diterapkan sebagai ujung tombak pembaharuan nilai-nilai budaya bangsa disamping peraturan negara yang turut diterapkan pula.
Stabilitas keamanan dan hukum yang berjalan di Indonesia dirasakan masih wajib dibenahi secara keseluruhan dan terstuktur disamping, sosialisasi kepada masyarakat mengenai tata tertib di segala sektor kehidupan disertai keadilan antara kewajiban dan hak setiap warga negara tanpa terkecuali.
Hubungan diplomatik dan bilateral antara Indonesia dan luar negeri tidak menutup kemungkinan menjadikan bangsa yang multi kultur ini, lebih maju di segala bidang. Diplomasi positif yang terarah untuk mencapai tujuan bersama merupakan langkah strategis dalam membina persatuan dan kesatuan antar bangsa tanpa mengesampingkan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) di dalamnya. Problematika yang dihadapi setiap negara baik negara maju maupun berkembang saat ini, diselesaikan melalui pencapaian solusi bersama melalui musyawarah dunia untuk mufakat secara damai dan berkesinambungan.
Kekuatan pertahanan Republik Indonesia bukan hanya terletak ditangan aparat penegak hukum dan militernya saja. Tapi, tanggungjawab seluruh komponen bangsanya. Termasuk didalamnya Gerakan Pramuka sebagai salah satu sarana pola pendidikan dan pelatihan serta pembinaan non formal bela negara generasi muda secara mandiri dan kreatif selain fungsi sekolah informal yang telah ada secara melembaga.
Disadari, proses globalisasi membuat sebagian generasi muda kita terjebak kedalam pengaruh negatif yang menyebabkan mereka menjadi korban dikarenakan salah mengartikan makna globalisasi tersebut. Oleh sebab itu, seiring waktu berjalan dan sesuai amanat Presiden SBY tentang revitalisasi gerakan pramuka, diharapkan akan mampu menghalau segala kendala yang ada menjadi sebuah kekuatan untuk bangkit bersama membangun bangsa terbebas dari segala bentuk keterpurukan.
Kekayaan alam, seni budaya serta adat istiadat dan keyakinan beragama yang begitu beragam mempunyai nilai tersendiri bagi peningkatan pembentukan karakter bangsa. Apalagi ketika melihat situasi dunia yang saat ini, kondisinya tidak begitu kondusif.
Potensi kaum muda Indonesia dalam mengeksplore daya kreativitas sebenarnya merupakan aset yang sangat tinggi nilainya disaat dorongan teknologi informasi dan inovasi dunia terus menderas masuk ke tanah air. Industri kreatifpun bermunculan menjadi salah satu wujud kebangkitan kaum muda sesuai beragam kemampuannya. Kini, jangan kita menutup diri atau rendah diri terhadap perubahan zaman, masih banyak kesempatan menunjukan siapa diri kita menjadi bangsa yang tangguh, terhormat dan bermartabat di mata dunia.
Benny K/ kotapramuka.com
Proses kepemimpinan SBY untuk kedua kalinya sangat menentukan pula keberhasilan pemerintah pusat dalam mengelola sistem pemerintahan sampai ditingkat daerah dalam rangka mensukseskan laju pembangunan Indonesia lebih baik lagi termasuk evaluasi dan perbaikan hasil pembangunan di tahun-tahun sebelumnya.
Kinerja pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mengelola manajemen pembangunan tidak lepas dari peran serta seluruh komponen masyarakat yang mendukung dalam kapasitasnya sebagai salah satu penentu keberhasilan pemerintah menjalankan peraturan dan kebijakan yang sudah barang tentu khususnya di Republik Indonesia disesuaikan dengan penerapan UUD’45 dan pengamalan Pancasila sebagai dasar negara.
Tak terkecuali pada pembangunan sumber daya manusia generasi mudanya. Sebab inti dari berhasilnya suatu bangsa dalam membangun negara terletak dari peran serta kaum muda yang aktif, produktif serta kreatif.
Penerapan nilai-nilai akhlak, etika dan sikap kaum muda mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan pergaulannya sangat efektif dalam pelaksanaanya di kehidupan sehari-hari bila, didukung dengan peningkatan kesejahteraan sosial warga masyarakatnya secara berkeadilan. Diakui, banyak terjadinya tindak kriminalitas atas nama kaum muda saat ini dikarenakan sistem yang diterapkan tidak berjalan dengan baik walaupun tujuannya terarah dan terprogram.
Iklim globalisasi yang berkembang dewasa ini, di seluruh penjuru dunia. harus dapat dibaca secara positif sebagai penunjuk arah kemajuan pola pikir manusia Indonesia dalam mengembangkan daya kreativitasnya menuju tinggal landas pembangunan jangka panjang yang berkesinambungan.
Kebersamaan, persaudaraan dan semangat gotong-royong yang ditanamkan sejak ratusan tahun lalu oleh nenek moyang bangsa kita sangat ideal untuk terus diterapkan sebagai ujung tombak pembaharuan nilai-nilai budaya bangsa disamping peraturan negara yang turut diterapkan pula.
Stabilitas keamanan dan hukum yang berjalan di Indonesia dirasakan masih wajib dibenahi secara keseluruhan dan terstuktur disamping, sosialisasi kepada masyarakat mengenai tata tertib di segala sektor kehidupan disertai keadilan antara kewajiban dan hak setiap warga negara tanpa terkecuali.
Hubungan diplomatik dan bilateral antara Indonesia dan luar negeri tidak menutup kemungkinan menjadikan bangsa yang multi kultur ini, lebih maju di segala bidang. Diplomasi positif yang terarah untuk mencapai tujuan bersama merupakan langkah strategis dalam membina persatuan dan kesatuan antar bangsa tanpa mengesampingkan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) di dalamnya. Problematika yang dihadapi setiap negara baik negara maju maupun berkembang saat ini, diselesaikan melalui pencapaian solusi bersama melalui musyawarah dunia untuk mufakat secara damai dan berkesinambungan.
Kekuatan pertahanan Republik Indonesia bukan hanya terletak ditangan aparat penegak hukum dan militernya saja. Tapi, tanggungjawab seluruh komponen bangsanya. Termasuk didalamnya Gerakan Pramuka sebagai salah satu sarana pola pendidikan dan pelatihan serta pembinaan non formal bela negara generasi muda secara mandiri dan kreatif selain fungsi sekolah informal yang telah ada secara melembaga.
Disadari, proses globalisasi membuat sebagian generasi muda kita terjebak kedalam pengaruh negatif yang menyebabkan mereka menjadi korban dikarenakan salah mengartikan makna globalisasi tersebut. Oleh sebab itu, seiring waktu berjalan dan sesuai amanat Presiden SBY tentang revitalisasi gerakan pramuka, diharapkan akan mampu menghalau segala kendala yang ada menjadi sebuah kekuatan untuk bangkit bersama membangun bangsa terbebas dari segala bentuk keterpurukan.
Kekayaan alam, seni budaya serta adat istiadat dan keyakinan beragama yang begitu beragam mempunyai nilai tersendiri bagi peningkatan pembentukan karakter bangsa. Apalagi ketika melihat situasi dunia yang saat ini, kondisinya tidak begitu kondusif.
Potensi kaum muda Indonesia dalam mengeksplore daya kreativitas sebenarnya merupakan aset yang sangat tinggi nilainya disaat dorongan teknologi informasi dan inovasi dunia terus menderas masuk ke tanah air. Industri kreatifpun bermunculan menjadi salah satu wujud kebangkitan kaum muda sesuai beragam kemampuannya. Kini, jangan kita menutup diri atau rendah diri terhadap perubahan zaman, masih banyak kesempatan menunjukan siapa diri kita menjadi bangsa yang tangguh, terhormat dan bermartabat di mata dunia.
Benny K/ kotapramuka.com