Kota Bandung yang kita kenal dengan julukan Kota Kembang, pada zaman kolonial Belandapun sempat dikenal pula dengan julukan Varist Van Java, artinya pada saat itu, orang-orang melihat kota Bandung sebagai salah satu surga dunia karena disetiap sudut kota ini pasti dijumpai taman-taman penuh beraneka tanaman bunga nan indah, membuat siapa saja yang singgah dan menetap di kota Bandung akan merasa betah, begitupun suhu udara yang masih segar dan sejuk ditambah warga masyarakatnya yang juga ramah menjadikan suasana makin akrab satu dengan lainnya. Namun, setelah sekian lama berganti kepemimpinan Walikota, kini kondisi kota Bandung makin lama makin tidak teratur alias sembrawut terutama masalah tata tertib lingkungan. Pemerintah Kota Bandung sampai saat ini melalui penerapan Peraturan Daerah (Perda) dan tujuh program prioritas terus berupaya memperbaiki struktur pengelolaan lingkungan agar tetap terjaga dan terawat serta memberikan sangsi kepada siapa saja tanpa terkecuali yang melanggar aturan tersebut. Tapi, penerapan sangsi tersebut, dalam pelaksanaanya tidak sesuai dengan yang diharapkan,” Pemerintah kota dalam memberlakukan aturan belum bisa dibilang tegas terhadap setiap pelanggaran. tetap saja, sebagian dari warga masyarakat kota Bandung banyak yang membuang sampah sembarangan. bahkan sampai ke sungai-sungai akibatnya, pencemaran lingkungan dan banjir tidak terhindari,” ujar Pak Sariban (60) seorang tokoh aktivis peduli lingkungan Kota Bandung saat ditanya mengenai perkembangan penerapan peraturan Pemerintah Kota Bandung mengenai tata tertib kebersihan di kota Bandung di sela-sela aksi unjuk rasa mahasiswa pada Hari Anti Korupsi se-Dunia di depan Gedung Sate, Desember tahun lalu.
Menurut Sariban, Sosialisasi tentang bahaya sampah bagi pengaruhnya terhadap kesehatan dan sejumlah kampanye lainnya kepada masyarakat dirasakan belum menjadikan masyarakat kota Bandung sadar akan manfaat kebersihan lingkungan. Terbukti masih saja ada warga yang tega membuang sampah di jalan-jalan trotoar, taman-taman kota atau diselokan-selokan tanpa mempedulikan akibat yang ditimbulkan. Apalagi kota Bandung sekarang telah dipandang sebagai salah satu kota tujuan wisata yang pasti seluruh masyarakat dan pemerintahnya harus senantiasa menjaga keutuhan kota secara keseluruhan agar terus dikunjungi,” ujar Sariban yang kelahiran Magetan, Jawa Timur 7 Agustus 1943 silam.
Sariban manambahkan, Bila kita mencintai kota yang kita tinggali maka, jagalah agar kota tersebut tetap baik kondisi dan situasinya.Seperti halnya tentang kebersihan, lalulintasnya, keamanannya dan kebersamaannya,” diharapkan seluruh warga kota bandung saat ini dan seterusnya akan lebih peduli tentang kebersihan lingkungan hidupnya, menjaga dan merawat atas dasar kesadaran bersama demi generasi seterusnya bukan lagi dirusak seperti sekarang ini,” lanjut Sariban yang sempat mendapat penghargaan dari Pemerintah Kota Bandung atas jasa-jasanya terhadap kepedulian lingkungan diantaranya : Penghargaan Lingkungan Hidup dari Walikota Bandung Ateng Wahyudi (1987), Pengelola Lingkungan Hidup Terbaik oleh Gubernur Jabar R Nuriana (2002), Pelestari Lingkungan Hidup olah Walikota Bandung Dada Rosada (2008). Roni/Benny/kotapramuka.com